Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi semakin serius melibatkan dunia pendidikan khususnya Perguruan Tinggi dalam kontek skema Pentahelix (Lima Unsur) guna mempercepat proses pemberdayaan dan pembangunan Desa-Desa di Indonesia.

Upaya itu dibuktikan dengan adanya kerjasama strategis antara Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Jawa Timur dengan Universitas Negeri Surabaya guna merealisasikan Kerjasama Pembangunan Desa yang secara khusus proses penandatangan nota kesepakatan itu disaksikan oleh Direktur Jendral Pembangunan Desa dan Perdesaan Kemendesa PDTT pada Rabu, (3/5/2023) di Gedung Rektorat Unesa.

Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kemen Desa PDTT, Sugito,S.Sos.,M.H, mengajak kampus sebagai bagian dari lima unsur pentahelix untuk menyediakan waktu dan sumberdaya untuk membantu akselerasi dalam pencapaian SDGs Desa.

Lebih jauh Sugito menjelaskan bahwa Kemendesa PDTT kini sangat serius mendorong tersinerginya 5 unsur dalam Konsep Pentahelix yang terdiri atas Pemerintah, Perguruan Tinggi, Swasta/BUMN/BUMD (Dunia Usaha), Pers/Media dan Pemerintah Desa beserta warga desa.

“Mulai hari ini, kampus harus berfikir untuk melahirkan kader penggerak desa, penggerak ekonomi desa, serta menyediakan waktu dan sumber daya untuk membantu akselerasi dalam pencapaian SDGs [Sustainable Development Goals] Desa,” kata Sugito saat menjadi pembicara dalam seminar SDGs Desa, Arah Kebijakan dan Model Pengembangan Desa Berkelanjutan yang dilakukan secara Daring (online) dan Luring (Offline) di Gedung Rektorat Universitas Negeri Surabaya, Rabu (3/5/2023).

Secara khusus Sugito mengharapkan peran lebih dunia kampus dalam berperan aktif pada program pemberdayaan dan pembangunan desa-desa di Indonesia.

Pada kontek itu, Sugito meminta Unesa guna membentuk laboratorium desa model berbasis tipologi desa sebagai upaya intervensi dalam proses pendampingan, sehingga bisa dijadikan role.model dan di-replikasi ke desa lain. Semisal tipologi desa dataran, pesisir, pegunungan, sebagaimana karakteristik desa-desa di Jatim maupun kawasan Indonesia Timur.

“Alhamdulillah saat ini Unesa [Universitas Negeri Surabaya] telah berkomitmen dalam pemberdayaan desa. Mari bersama- sama untuk turun gunung, bergandengan tangan, berdiri sebaris, bekerja bersama-sama dalam memfasilitasi desa, menyelesaikan permasalahan yang menghambat kemandirian desa. Masa depan Indonesia ada di Desa, Desa Hebat, Indonesia akan semakin Hebat,” ungkapnya.